Perlukah Ujian Nasional Kembali Diberlakukan di Sekolah? Ini Pendapat Pakar Pendidikan – Ujian Nasional (UN) telah menjadi topik perdebatan yang hangat di kalangan pendidik, orang tua, dan siswa di Indonesia. Setelah dihapuskan dan digantikan oleh Asesmen Nasional (AN), banyak pihak yang mempertanyakan apakah UN perlu diberlakukan kembali.
Artikel ini akan membahas pandangan para pakar pendidikan mengenai hal ini, serta mengeksplorasi kelebihan dan kekurangan dari kedua sistem evaluasi tersebut.
Baca juga : Hadir di Roadshow OSC 2024 Universitas Pancasila: Peluang Emas untuk Meraih Beasiswa
Sejarah Singkat Ujian Nasional
Ujian Nasional pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1950-an sebagai alat untuk mengukur capaian belajar siswa di seluruh negeri. Selama bertahun-tahun, UN mengalami berbagai perubahan dalam format dan tujuan. Pada awalnya, UN digunakan sebagai syarat kelulusan siswa dari jenjang pendidikan tertentu. Namun, seiring berjalannya waktu, banyak kritik yang muncul terkait efektivitas dan dampak psikologis dari UN.
Pandangan Pakar Pendidikan
- Evaluasi Capaian Belajar
Menurut Dr. Achmad Hidayatullah, seorang pakar pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, UN pada dasarnya adalah alat untuk mengevaluasi capaian belajar siswa. Namun, ia menekankan bahwa penggunaan UN sebagai alat kelulusan adalah sebuah kesalahan. “UN seharusnya tidak dijadikan satu-satunya alat ukur kelulusan siswa. Evaluasi belajar harus dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan,” ujarnya.
- Dampak Psikologis pada Siswa
Banyak pakar yang berpendapat bahwa UN dapat menyebabkan stres berlebihan pada siswa. Dr. Hidayatullah menambahkan bahwa tekanan untuk lulus UN sering kali membuat siswa merasa tertekan dan cenderung melakukan kecurangan. “UN yang berlangsung selama beberapa hari tidak bisa mencerminkan kemampuan siswa secara keseluruhan. Banyak siswa yang merasa tertekan dan akhirnya melakukan kecurangan,” jelasnya.
- Alternatif Evaluasi: Asesmen Nasional
Asesmen Nasional (AN) diperkenalkan sebagai alternatif untuk menggantikan UN. AN dirancang untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif tentang perkembangan siswa. Menurut Ubaid Matraji, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), AN memiliki kelebihan dibandingkan UN karena tidak hanya mengukur kemampuan akademis siswa, tetapi juga menilai berbagai komponen pendidikan lainnya.
Kelebihan dan Kekurangan Ujian Nasional
- Kelebihan UN
- Standar Nasional: UN memberikan standar nasional yang sama untuk semua siswa di seluruh Indonesia, sehingga memudahkan pemerintah dalam mengukur kualitas pendidikan secara keseluruhan.
- Motivasi Belajar: Beberapa pendidik berpendapat bahwa UN dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat karena adanya target yang jelas.
- Kekurangan UN
- Stres dan Tekanan: UN sering kali menyebabkan stres berlebihan pada siswa, yang dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
- Kecurangan: Tekanan untuk lulus UN dapat mendorong siswa dan bahkan guru untuk melakukan kecurangan.
- Tidak Komprehensif: UN hanya mengukur kemampuan akademis dalam beberapa mata pelajaran tertentu, sehingga tidak mencerminkan kemampuan siswa secara keseluruhan.
Kelebihan dan Kekurangan Asesmen Nasional
- Kelebihan AN
- Evaluasi Komprehensif: AN dirancang untuk menilai berbagai aspek pendidikan, termasuk kualitas pengajaran dan keadaan sekolah secara keseluruhan.
- Mengurangi Stres: AN tidak digunakan sebagai alat kelulusan, sehingga mengurangi tekanan pada siswa.
- Transparansi: Data dari AN dapat digunakan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pendidikan.
- Kekurangan AN
- Implementasi yang Rumit: AN memerlukan persiapan dan pelaksanaan yang lebih rumit dibandingkan UN.
- Kurangnya Sosialisasi: Banyak orang tua dan siswa yang belum sepenuhnya memahami tujuan dan manfaat dari AN.
Pendapat Masyarakat dan Orang Tua
Pendapat masyarakat dan orang tua mengenai UN dan AN sangat beragam. Beberapa orang tua merasa bahwa UN perlu dikembalikan karena memberikan standar yang jelas dan memotivasi siswa untuk belajar lebih giat. Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa AN lebih baik karena mengurangi stres pada siswa dan memberikan evaluasi yang lebih komprehensif.
Kesimpulan
Perdebatan mengenai perlu tidaknya UN diberlakukan kembali di sekolah masih terus berlanjut. Para pakar pendidikan memiliki pandangan yang beragam mengenai hal ini. Sementara UN memiliki kelebihan dalam memberikan standar nasional dan memotivasi siswa, AN menawarkan evaluasi yang lebih komprehensif dan mengurangi tekanan pada siswa. Pada akhirnya, keputusan mengenai sistem evaluasi yang terbaik harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kesejahteraan siswa, kualitas pendidikan, dan kebutuhan masyarakat.
Dengan mempertimbangkan berbagai pandangan dan argumen yang telah disampaikan, penting bagi pemerintah dan pemangku kebijakan untuk terus mengevaluasi dan memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendukung perkembangan siswa secara menyeluruh.